Lawan Mager dengan Membaca dan Menulis

Membaca dan Menulis bisa jadi alternatif kegiatan melawan mager

Masa PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) begini dan lagi liburan sekolah, kayaknya banyak deh yang jadi mager (males gerak). Bangun ngepas adzan subuh, mandi lebih siang, malas pergi ke warung belanja sayuran, lebih milih pesan makanan jadi aja yang dipesan secara online via aplikasi, dan jadi menghabiskan waktu untuk baca dan cek caption sosial media (Instagram atau Facebook atau status whatsapp) dari akun-akun yang menarik perhatian kita. 

Baca Juga : Menjadi Content Creator Yuk

Allah SWT beri contoh dalam kehidupan di sekitar kita. Dalam tahap metamorfosis kupu-kupu, ada tahap kepompong atau pupa. Itu adalah tahap ketiga setelah tahap telur menjadi ulat. Selama masa pupa ini, ulat bermetamorfosis di dalam kepompongnya. Dan, masyaAllah, semua atas kehendakNya, ulat berubah menjadi kupu-kupu indah yang bersayap dan terbang untuk siap membantu penyerbukan bunga dan siap berkembang biak mempertahankan keturunan.

Janganlah pada masa PPKM ini , kreativitas dan produktivitas kita terkepung dalam dinding-dinding rumah kita. 

Bukankah yang tidak diberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat nya hanya fisiknya, tapi nalar kita boleh banget terus tumbuh dan berkembang.

Sudah berapa banyak buku yang dibaca ? Sudah berapa banyak tulisan yang dihasilkan? 

Ulama-ulama terdahulu, ketika dipenjara, fisiknya terkungkung dalam dinding-dinding sel, tetapi jiwanya, karyanya tetap dapat dihasilkan. 

Ayo, read more to write more. 

Menulis lah secara rutin, dan lihatlah apa yang terjadi. 

Bermetamorfosis lah dengan sempurna, dari hanya diam di rumah dan mager menjadi seorang penulis aktif. Sampai bahkan kita sendiri tidak dapat membayangkan perubahan luar biasa apa yang akan kita capai. 

Semangat melawan mager, semangat melawan dinding-dinding di rumah kita, dengan menulis aktif setiap hari. 

Baca Juga : Benarkah Profesi Pendidik segera tergantikan oleh Aplikasi Pembelajaran?