Pentigraf (Cerpen Tiga Paragraf) berjudul "Sabun Pagi", karya Lina Nuraindah
Bandung, 7 November 2021
"Siapa yang mau ikut Ibu beli sabun?", tawarku pada anak-anak yang sudah selesai sarapan dan bersantai di depan TV. Athan berseru, "Aku mau, tapi aku ingin bersepeda, Bu.". Aku mengernyitkan dahi, hmm, Athan kan jarang bersepeda karena sepeda di rumahku hanya satu dan selalu didominasi pemakaiannya oleh kakaknya. Apakah Athan bisa bersepeda dengan lancar, padahal toko kelontong lumayan jauh jaraknya? Sudahlah, ini kan masih pagi. Pasti jalanan sepi. Aku menepis kekhawatiranku.
Aku berkendara sepeda motor di belakang Athan. Sepinya jalanan pagi itu membuatku tenang. "Athan, di depan berhenti, lalu menyebrang. Tokonya di kanan jalan ya", teriakku dari sepeda motor. "Ya", jawab Athan. Di luar perkiraanku, bukannya berhenti dulu, Athan malah langsung berbelok ke kanan dengan kencang menuju toko itu. "Athan, awas!", sebuah sepeda motor yang tidak sempat kuperhatikan menyalipku. Terlambat. Aku tak kuasa bertindak apa-apa. Tanganku gemetar melihat semua terjadi di depanku, dan aku tak bisa berbuat apapun. "Ya Allah..."
Kasian Athan..penyesalan seorang ibu pasti ada
BalasHapusIya
HapusBagaimana keadaan Athan .,...?
BalasHapusSyukur alhamdulillah, hanya tergores kakinya.
HapusSmoga athan baik2 saja, tidak terjadi apapun
BalasHapusAamiin yra
HapusPentigrafnya, menurut saya bagus.
BalasHapusTerima kasih
HapusPosting Komentar