Jangan Biarkan Karya Ilmiahmu Begitu Saja ! Yuk, Ubah Jadi Buku Populer !

             
            Malam ini rasanya berbeda sekali. Gema takbir yang dilantunkan anak laki-laki dan bapak-bapak bergantian mengiringi suasana kelas belajar menulis materi ke 4. Ya, saya tahu untuk dapat menghasilkan momentum menulis tercepat, saya harus konsentrasi dan menggunakan dua perangkat yaitu handphone dan laptop.

Tapi tidak itu yang saya lakukan. Bunyi “tring, tring, tring” notifikasi whatsapp masuk chat baru, tidak mampu mengusik saya yang tenggelam dalam perenungan. Idul Adha ini sangat berbeda. Hari Raya umat Islam sedunia ini hanya dapat saya nikmati di rumah saja.

Dari sekian banyak share dan tanya jawab, tidak ada yang membuat mager saya hilang. Tetapi di ujung materi ke 4 ini, Om Jay membagikan link youtube live Mekkah. Lantunan ayat-ayat suci al-Qur’an dibacakan dengan tartil dan merdu. Dilengkapi video menunjukkan betapa sedikitnya Muslimin yang berada di sekitar Ka’bah. Segera teringat almarhumah mamaku dan almarhumah adikku yang meninggalkan kami beberapa bulan lalu. Ya Allah, masih teringat bagaimana antusias dan semangat almarhum mama dalam menunaikan ibadah qurban di saat sakitnya. Benar, sejatinya milik kita adalah apa-apa yang kita sedekahkan dan qurbankan. Sebanyak apapun harta kita tidak akan dibawa menghadap-Nya. Sejatinya perkataan, tulisan, dan perbuatan kita dalam menasehati kebenaran dan kesabaran-lah yang akan menolong kita.

Dan malam pun berlalu, berganti dengan fajar Idul Adha. Rumah saya yang dekat dengan lapangan lokasi tempat diadakan penyembelihan domba dan sapi mendadak ramai dengan muqarrib dan panitia qurban. Juga tak lupa anak-anak yang bergantian dan berebutan ingin mengelus kepala domba-domba itu. Ya, semangat saya mulai meningkat lagi hari ini. Tak ingin terlewatkan menulis kebaikan, walaupun hanya sekilas. Saya pun bertekad harus menulis malam ini. Ganbatte !

Menulis buku dari karya ilmiah adalah ide yang briliant. Andaikan saya mendapatkan materi ini dulu ketika masih fresh graduate menyusun skripsi. Tetapi waktu tak dapat diputar ulang, saya syukuri saja dan yakinkan diri inilah takdir terbaik dari-Nya.

Materi ke4 ini dibawakan oleh Noralia Purwa Yunita, M.Pd. Dengan moderator Aam Nurhasanah.  Dilaksanakan hari Senin, 19 Juli 2021 melalui whatsapp grup Kelas Belajar Menulis Gelombang ke 20.

Karya Tulis Ilmiah (KTI) itu misalnya skripsi, thesis, Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tidak sedikit pengorbanan yang harus dikeluarkan untuk menyusun KTI tersebut. Bisa saja pengorbanan waktu, materi, atau bahkan psikis. Bagi sebagian orang, menyelesaikan KTI perlu waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

Hmm, dengan pengorbanan seperti itu tentu kita tidak menginginkan KTI kita berakhir di rak perpustakaan kampus untuk berharap ada adik tingkat yang menggunakannya sebagai referensi, atau bahkan hanya teronggok berjamur dan menunggu giliran ditimbang di tukang rongsok.

Kita dapat menyulapnya menjadi karya yang lebih mudah dicerna, menjadi lebih ringan, populer sesuai trend saat buku itu akan dibuat, meningkatkan poin angka kredit bagi ASN, dan bisa jadi akan menghasilkan pundi-pundi rupiah bila terjual. Wow, ide hebat kan?

Berikut ini langkah menyulap karya tulis ilmiah menjadi Buku

  1. Ubahlah judul KTI menjadi judul versi buku. Contoh Judul Thesis : Pengembangan Modul Berbasis Riset pada Materi Reaksi Redoks untuk Meningkatkan Keterampilan Generik SainsSiswa Kelas X SMA diubah menjadi judul buku : Kiat Menulis Modul Berbasis Riset.
  2. Ubahlah Bab 1 Pendahuluan KTI menjadi Bab 1 Buku. Namun yang harus diperhatikan adalah 3H (Hapus Rumusan Masalah, Hapus Definisi Operasional, Hapus Manfaat Penelitian)
  3. Bab II dan seterusnya pada KTI versi buku dapat diambil dari pengembangan kajian teori pada Bab II KTI Asli.
  4. Bab V dapat diambil dari hasil penelitian dan pembahasan. Dengan Trik Masuk-Hilang-Tampil.
  5. Ubah kebahasaan dan penyajian KTI sesuai ide dan kreativitas.
  6. Berikan ulasan mengenai kelebihan dan kekurangan penelitian Anda
  7. Daftar pustaka dapat menggunakan blog, tetapi sebaiknya situs blog resmi, jurnal ilmiah, e-book, atau karya ilmiah lainnya.
  8. Karya ilmiah versi buku minimal 70 halamanformat A5 dengan ukuran huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan dengan aturan penerbit.

Dengan demikian, membuat buku dari karya tulis ilmiah bukan berarti hanya mengubah cover dan judul saja karena itu bisa menjadi self – plagiarisme.


Post a Comment

أحدث أقدم